Sukses Menggapai Impian
Ciri-ciri seorang "Backstabber"
Friends or Haters??
Bayangin kalau seseorang yang lo percayai, ternyata seorang pengkhianat, backstabber, atau musuh dalam selimut dan ntah apalah.
Dia pasti bersikap baik banget kalau lo sama dia. Tetapi, tunggu saat Anda tak ada, dia justru menjelek-jelekkan Anda. Bukan situasi yang nyaman jika Anda ternyata dibenci oleh seseorang yang Anda percayai. Apalagi dikhianati oleh sahabat Anda, rasanya seperti mimpi buruk.
Itu sebabnya Anda perlu memilih-milih teman. Bukan berarti sombong, melainkan lebih untuk mekanisme pertahanan diri. Sebelum Anda terlalu terbuka dan percaya kepada seseorang, kenali dulu tanda-tandanya, ia teman yang baik atau tidak.
Best Friend or Kam-Friend
Bayangkan jika teman Anda, seseorang yang Anda sayangi dan paling Anda
percaya, ternyata adalah seorang pengkhianat, backstabber, atau musuh
dalam selimut.
Tentu dia akan bersikap sangat baik ketika sedang bersama Anda.
Tetapi, tunggu saat Anda tak ada, dia justru menjelek-jelekkan Anda.
Bukan situasi yang nyaman jika Anda ternyata dibenci oleh seseorang
yang Anda percayai. Apalagi dikhianati oleh sahabat Anda, rasanya
seperti mimpi buruk.
Itu sebabnya Anda perlu memilih-milih teman. Bukan berarti sombong, melainkan lebih untuk mekanisme pertahanan diri.
Berikut tanda-tanda bahwa sahabat Anda tidak seperti yang Anda kira.
1. Ketika "teman" Anda membutuhkan Anda, dia selalu ada di sekitar
Anda. Namun, saat Anda membutuhkan sesuatu, dia tidak pernah ada.
2. Insting Anda mengatakan bahwa Anda tidak boleh memercayai orang ini. Tetapi, Anda tidak bisa menemukan alasannya.
3. Kebanyakan komentar "teman" Anda justru membuat Anda merasa buruk tentang diri Anda daripada sebelumnya.
4. Dia tidak bisa bahagia untuk Anda ketika Anda berhasil. Tetapi,
tampaknya terlihat gembira ketika Anda sedang dirundung masalah. Sebagai
contoh, setiap kali sesuatu yang baik terjadi—kenaikan gaji, karier
baru, dan pacar baru, "teman" Anda meremehkan atau membuatnya terdengar
seperti kebetulan.
5. Percakapan selalu berputar di sekelilingnya: masalahnya, hidupnya, apa pun kecuali hal yang terjadi dengan Anda.
6. Anda mengetahui dia menjelek-jelekkan Anda di belakang.
7. Status update di media sosialnya selalu berisi penghinaan
terselebung untuk Anda atau "teman" Anda yang lain. Dan, setiap kali
Anda mem-posting sesuatu, ia selalu menemukan cara mencelanya.
8. Anda tak bisa bebas berbicara dengannya, seolah-olah takut salah kata.
9. Dia selalu berprasangka buruk tentang semua hal yang Anda
lakukan. Selalu merasa bahwa Anda akan menyerangnya, menyakitinya,
menjelekkannya, dan meremehkannya.
10. Dia sering bertingkah kekanak-kanakan dan mudah sekali merajuk
Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin
Tes kepribadian: Cara mengetahui kepribadian seseorang dari posisi tidurnya
Tes
psikologi kepribadian ini hanyalah sebuah perkiraan mungkin tidak
seratus persen benar semuanya, saya tidak menganjurkan Anda untuk
mempercayainya karena saya bukan seorang psikolog, semua berpulang
kepada pribadi masing-masing yang menilainya. Berikut ini salah satu
cara untuk melihat psikologi kepribadian seseorang berdasarkan posisi
tidurnya.
Tidur Terlentang dengan Tangan dan Kaki Terbuka Lebar
Posisi ini benar-benar pecinta jiwa kebebasan yang menunjukkan idenditas
diri yang sebenarnya. Lebih suka kenyamanan dan pemuja kecantikan,
selain itu juga tipe orang yg boros (tapi untungnya kamu juga
berpenghasilan lumayan). Memiliki sifat sedikit usil dan sangat
menikmati gosip. Jadi, siapa yang kamu sebutkan di ceritamu sekarang
akhir-akhir ini?
Cara Mengetahui Seseorang Psikopat Atau Tidak
Ada anggapan bahwa lahirnya seorang psikopat berkaitan dengan temperamen masa kecil si anak terutama sifat anak yang terlalu berani dan tidak punya rasa takut.
Tapi ternyata gejala psikopat bukan hanya dari gangguan temperamen tapi lebih karena fungsi kognitif di otaknya yang tidak bisa memproses isyarat tertentu.
Penelitian baru yang dilakukan menunjukkan bahwa akar dari gangguan tersebut dapat berasal dari dalam pikiran bawah sadar.
Seperti dilansir dalam TheHuffingtonPost, Minggu (18/9/2011) para peneliti Patrick Sylvers dari University of Washington dan Patricia Brennan serta Scott Lilienfeld dari Emory, menemukan psikopat mungkin terjadi karena otak kurang dapat melakukan 'pemrosesan preattentive'.
Secara teoritis, jika anak-anak tidak memiliki ini dalam proses berpikirnya, mereka tidak akan pernah belajar memecahkan kode tanda-tanda bahaya. Rasa tak kenal takut ini akan berkembang dan akibatnya, si anak akan tumbuh dewasa dengan kegagalan bersosialisasi yang menggunakan hati nurani.
Untuk teori tersebut ilmuwan melakukan pengujian terhadap 88 anak laki-laki berusia 7 hingga 11 tahun yang pernah bermasalah di sekolah maupun di rumah. Anak-anak ini dipilih berdasarkan ciri-ciri yang disebut 'callous unemotionality' atau tak punya perasaan emosional.